Video merupakan suatu medium yang sangat
efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran masal,
individual, maupun berkelompok. Pada pembelajaran yang bersifat masal (mass
instruction), manfaat kaset video sangat nyata. Dapat anda bayangkan
mengajar 100 orang siswa dalam suatu ruangan besar, hanya dengan bantuan kapur
dan papan tulis? Visualisasi ataupun tulisan pada papan tulis ukurannya tetap,
tidak dapat diperbesar ataupun diperkecil. Akan tetapi, ukuran tampilan video
sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, yaitu dengan jarak
antara layar dan alat pemutar kaset. (Daryanto, 2011: 79)
Video juga merupakan bahan ajar noncetak yang
kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung.
Di samping itu, video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. Hal
ini karena karakteristik teknologi video yang dapat menyajikan gambar bergerak
pada siswa, di samping suara yang menyertainya. Tingkat retensi (daya serap dan
daya ingat) siswa terhadap materi pelajaran dapat meningkat secara signifikan
jika proses pemerolehan informasi awalnya lebih besar melalui indra pendengaran
dan penglihatan. (Daryanto, 2011: 79)
Materi yang memerlukan visualisasi seperti
mendemonstrasikan hal-hal seperti gerakan motorik tertentu, ekspresi wajah,
ataupun suasana lingkungan tertentu adalah paling baik disajikan melalui
pemanfaatan teknologi video. Fenomena perubahan kepompong menjadi kupu-kupu,
akan terlihat detail dan dramatis kalau hal itudivisualisaikan lewat teknologi
video. (Daryanto, 2011: 80)
Terlepas dari keuntungan-keuntungan tersebut,
video juga mempunyai kelemahan-kelemahan, sebagai berikut:
1. Fine
details
Tidak
dapat menampilkan obyek sampai sekecil-kecilnya dengan sempurna.
2. Size
information
Video
tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran yang sebenarnya.
3. Third
dimention
Gambar
yang diproyeksikan oleh video berbentuk dua dimensi. Untuk tampak seperti tiga
dimensi dapat diatasi dengan mengatur pengambilan gambar, letak property, atau
pengaturan cahaya.
4. Opposition
Pengambilan
yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam
menafsirkan gambar yang dilihatnya.
5. Setting
Penulis
naskah harus menuliskan dalam naskahnya dimana kejadian itu berlangsung atau
obyek itu berada.
6. Material
pendukung
Video
membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada di dalamnya.
7. Budget
Untuk
membuat program video membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
(Daryanto,
2011: 81-82)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar